Minggu, 06 Desember 2015

Kurikulum dan Pembelajaran

Nama                 : Heni Yuliana
NIM                   : 2108140118
Tingkat / Prodi  : 2C / Pendidikan Bahasa Indonesia
Mata Kuliah       : Kurikulum dan Pembelajaran
Dosen                 : Dr. D Rukaesih, Dra. M.Pd.

1.      Kurikulum pendidikan sering mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
a.       Mengapa demikian jelaskan alasan yang mendasarinya?
Ada beberapa alasan mengapa kurikulum sering mengalami perkembangan sebaik mungkin, diantaranya:
a)      Konsevatif Kurikulum
Kurikulum yang tidak sesuai dengan tuntutan sosial, tidak sesuai lagi dengan perkembangan IPTEK dan juga tidak sesuai dengan dunia kerja, maka sudah jelas kurikulum akan mengalami problem, yaitu akan terjadi pengangguran pada lulusan sekolah. Dengan melihat data tersebut kurikulum perlu diubah, dikembangkan dan diperbarui.
(Ali Roh.mad, Kapita Selekta Pendidikan, Jakarta: Pt. Bina Ilmu, 2004. Hlm: 29)
b)      Sentralisasi dan Desentralisasi Kurikulum
Sentralisasi merupakan problem kurikulum yang paling utama, yang memunculkan pengembangan kurikulum tingkat otonomi daerah, sebagaimana yang dikemukakan oleh menteri pendidikan Fuad Hasan, bahwa tidak mungkin diterapkannya  kurikulum yang baku (sentralisasi) di seluruh Indonesia, karena setiap daerah mempunyai kadar potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berbeda, diharapkan dengan potensinya masing-masing. Dimana potensi-potensi tersebut dapat diintegrasikan dalam kurikulum muatan lokal.
(Ali Roh.mad, Kapita Selekta Pendidikan, Jakarta: Pt. Bina Ilmu, 2004. Hlm: 30)
c)      Adanya perkembangan dan perubahan bangsa yang satu dengan yang lain. Dengan demikian perubahan perhatian dan perluasan bentuk pembelajaran harus mendapat perhatian.
(Muh. Zaini, Pengembangan Kurikulum:Konsep Implementasi Evaluasi & Inovasi, Yogyakarta: Teras, 2009. Hlm: 111)
d)     Tingkat kematangan siswa
Tingkat kematangan siswa juga menjadi alasan pengembangan kurikulum, karena setiap peserta didik mempunyai jenjang pendidikan yang berbeda. Jika kurikulum pendidikan tidak berusaha disesuaikan dengan tingkatan peserta didik maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai. Untuk itu para pakar pengembang kurikulum membuat suatu pemikiran agar anak dapat belajar dengan baik, memperoleh ilmu pengetahuan, merubah sikap, dan memperoleh pengalaman, dengan cara mengembangkan kurikulum yang berdasarkan azas psikologis peserta didik.
(Muh. Zaini, Pengembangan Kurikulum:Konsep Implementasi Evaluasi & Inovasi, Yogyakarta: Teras, 2009. Hlm: 22)

b.      Model pengembangan kurikulum yang bagaimana yang dianggap relevan dengan kondisi masyarakat sekarang? Beri alasan yang tepat!
The systematic action-reasearch model merupakan model kurikulum yang didasari asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan perubahan sosial. Hal itu mencakup suatu proses yang melibatkan kepribadian orang tua, peserta didik, pendidik, struktur sistem sekolah, pola hubungan pribadi dan kelompok dari sekolah dan masyarakat. Sesuai dengan asumsi model ini menekankan tiga hal, yaitu hubungan insani, sekolah dan organisasi masyarakat, serta dari pengetahuan profesional dan dapat mengembangkan hal baik dalam dunia kerja.
Maka, model pengembangan kurikulum The systematic action-reasearch model saya anggap relevan dengan kondisi masyarakat sekarang karena didalamnya mengasumsikan tiga hal yang dapat mengembangkan kehidupan seseorang untuk menjadi lebih baik mulai dari berhubungan dengan masyarakat, kawan-kawan di sekolah, serta mengembangkan keprofesionalan seseorang dalam dunia kerja.
(Nono Mulyono, Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Rizqi Press, 2015. Hlm: 36)


c.       Jelaskan perbedaan kurikulum tiga belas dengan kurikulum berbasis kompetensi?
Karakteristik kurikulum 2013 pada intinya terletak pada sistem yang digunakan yaitu kurikulum yang berbasis tematik integratif, sehingga ada mata pelajaran tertentu yang awalnya berdiri sendiri dalam satu bidang studi berubah menjadi terintegrasi dengan mata pelajaran lain. Mata pelajaran yang terintegrasi dengan mata pelajaran lain di kurikulum 2013 ini adalah mata pelajaran IPS dan IPA.
Karakteristik lain dari kurikulum 2013 yaitu adanya buku ajar guru dan pegangan bagi siswa. Sehingga guru tidak perlu bingung merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan, karena silabus pembelajaran sudah disiapkan dari pusat, sehingga guru tinggal melaksanakan sesuai petunjuk yang ada.
Penilaian yang digunakan juga tidak hanya berpedoman pada hasil, melainkan pada proses dan output pembelajaran.

Berikut adalah karakteristik kurikulum 2013 menurut Prof. Dr. H. S. Hamid Hasan, M.Pd:
§  Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.

§  Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuksuatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

§  Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK.

§  Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan atas berimbang antara sikap dan kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).

§  Kompetensi Inti menjadi organisatoris (organizing elements)
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.

§  Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched)antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan diikat oleh kompetensi inti.

§  Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery).

§  Penilaian hasil belajar mencangkup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM) dapat dijadikan tingkat memuaskan.
(http://amillafidyahastuti.blogspot.in/2013/06/kurikulum-2013_17.html).

Sedangkan Depdiknas 2002 mengemukakan bahwa KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) memiliki karakteristik sebagai berikut:
a)      Menekankan pada ketercapaian kompetensi peserta didik baik secara individual maupun klasikal.
b)      Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
c)      Pecapaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
d)     Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau perencanaan suatu kompetensi.

d.      Beri contoh minimal tiga peranan guru dalam menegembangkan kurikulum, jelaskan!
Bila dijabarkan, peran guru dalam pengembangan kurikulum tertera sebagaimana berikut, yakni:
a)        Fungsi guru sebagai pemimpin di kelas, memiliki peran strategis dalam pengembangan kurikulum dari waktu ke waktu. artinya bahwa guru sebagai pemimpin di kelas maupun pemimpin kelompok-kelompok siswa di sekolah, memahami karakter siswa masing-masing dan dapat menyusun skema perencanaan, mengatur pelaksanaan pembelajaran, menyelenggarakan pengawasan dan mengadakan evaluasi dini seefektif mungkin sejalan dengan arah pemberlakuan kurikulum di saat itu. Sehingga kehadiran guru di kelas maupun di luar kelas dapat membawa sinergi tersendiri bagi keberlangsungan pembelajaran yang baik seperti yang diharapkan.
b)        Fungsi guru sebagai fasilitator, mempunyai makna bahwa pengembangan kurikulum hanya dapat terlaksana dengan baik bila ada sebuah usaha yang baik untuk memfasilitasi jalannya kurikulum dari pemerintah pusat. tentu usaha itu berkat kegigihan para guru di tempat satuan kerja masing-masing. Sebagai fasilitator, guru menciptakan lingkungan yang memungkinkan dengan dapat memberi bekal ilmu pengetahuan kepada para siswa dengan tingkat pemenuhan kemudahan. Guru dapat menyesuaikan tingkat kesulitan materi dengan pemenuhan kebutuhan siswa yang ditetapkan dalam kurikulum, namun hal itu tentu tidak keluar dari garis-garis besar ketentuan dalam GBPP.Sebagai konselor, guru dapat mengatasi hambatan yang dapat mengganggu kemajuan belajar siswa, baik yang bersifat pribadi maupun kelompok.
c)        Sebagai evaluator, guru menjadi penilai dalam ketercapaian terlaksananya proses kurikulum secara komprehensif/menyeluruh dan berkesinambungan secara terus menerus terhadap berbagai aspek tingkah laku siswa.
(http://www.blogwahyu.com/p/blog-page_3.html)

2.      Cermati teori belajar yang sudah saudara pelajari! Tugas saudara:
a.       Tulis satu teori belajar yang dipahami!
Teori belajar yang saya pahami yaitu Teori Behaviorisme.
b.      Jelaskan intisari dari teori belajar tersebut!
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental rohaniah. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran yaitu karena memandang pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap dan tidak berubah pengetahuan disusun dengan rapi sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowladge) kepada orang yang belajar.
Fungsi pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada melalui proses berfikir yang dapat dianalisis dan dipilih, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berfikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut.
Kekurangan Teori Behaviorisme
1)      Pembelajaran peserta didik hanya berpusat pada pendidik.
2)      Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan pendidik.
3)      Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.

Kelebihan Teori Behaviorisme
a)    Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan.
b)   Materi yang diberikan sangat detail.
c)    Membangun konsentrasi pikiran.
(Nono Mulyono, Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Rizqi Press, 2015. Hlm: 92-103)

c.       Prinsip-prinsip atau hukum-hukum apa yang ditekankan dalam melakukan pembelajaran menurut teori tersebut? Jelaskan!
Hukum-hukum teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike yang terdapat pada Teori Behaviorisme antara lain yaitu:
a)   Hukum kesiapan (law of readinss)
Menurut hukum ini, hubungan antara stimulus dan respons akan mudah terbentuk manakala ada kesiapan dalam diri individu. Secara lengkap bunyi hukum ini adalah, pertama, jika pada seseorang ada kesiapan untuk merespons atau bertindak, maka tindakan atau respons yang dilakukannya akan memberi kepuasan, dan mengakibatkan orang tersebut untuk tidak melakukan tindakan-tindakan lain.
Kedua, jika seseorang memiliki kesiapan untuk merespons, kemudian tidak dilakukannya, maka dapat mengakibatkan ketidakpuasan, dan akibatnya orang itu akan melakukan tindakan-tindakan lain.
Ketiga, jika seseorang tidak memiliki kesiapan untuk merespons, maka respons yang diberikan akan mengakibatkan ketidak puasan.
Implikasi praktis dari hukum ini adalah, keberhasilan belajar seseorang sangat tergantung dari ada atau tidak adanya kesiapan.
b)   Hukum latihan (law of exercise)
Hukum ini menjelaskan kemungkinan kuat dan lemahnya hubungan stimulus dan respons. Hubungan atau koneksi antara kondisi (yang merupakan perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan (law of use) dan koneksi-koneksi itu akan menjadi lemah karena latihan tidak dilanjutkan atau dihentikan (law of disue).
c)   Hukum akibat (law of effect)
Hukum ini menunjuk kepada kuat atau lemahnya hubungan stimulus dan respons tergantung kepada akibat yang ditimbulkannya.
Apabila respons yang diberikan seseorang mendatangkan kesenangan, maka respons tersebut akan dipertahankan atau diulang, sebaliknya apabila respons yang diberikan mendatangkan atau diikuti oleh akibat yang tidak mengenakan, maka respons tersebut akan dihentikan dan tidak akan diulangi lagi.
Implikasi dari hukum ini adalah, apabila mengharapkan agar seseorang dapat mengulangi respons yang sama, maka harus diupayakan agar menyenangkan dirinya.

d.      Bagaimana penerapannya dalam pembelajaran pendidikan bahasa Indonesia dengan beri contoh!
Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Contoh:
Hal yang tampak dengan jelas pada penyelenggaraan pembelajaran dari tingkat Sekolah Dasar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yaitu ketika seorang guru membacakan sebuah Cerpen dihadapan peserta didik saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, lalu sang guru menugaskan siswanya untuk menceritakan kembali isi Cerpen yang dibacakannya.
Hal itu menunjukkan bahwa bahwa orang belajar sebagai individu yang pasif. Sedangkan sang guru menilai hasil belajarnya hanya dari kemampuan siswanya menceritakan kembali isi cerita yang guru bacakan, karena dalam teori behaviorisme siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan.

e.       Metode apa yang kira-kira bisa dipakai dalam menerapkan teori belajar yang anda pilih sesuai dengan jawaban no.a?
Metode belajar yang sesuai dengan teori belajar behaviorisme yaitu Metode Ceramah (Preaching Method) yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Muhibbin Syah (2000).
(
https://trys99.wordpress.com/2014/03/26/macam-macam-metode-pembelajaran/)

f.       Bagaimana penilaian saudara tentang teori pembelajaran tersebut (point a)?
Menurut saya teori behaviorisme kurang tepat untuk diterapkan pada proses KBM, karena:
§  Menurut teori ini peserta didik akan menjadi tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
§  Teori ini menganut pembelajaran model kuno karena peserta didik diajarkan untuk menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
Sehingga peserta didik akan terbiasa menjadi seseorang yang pasif dan malas untuk mengembangkan kemampuannya.
§  Pembelajaran peserta didik hanya berpusat pada guru, sedangkan pada saat ini mencari sumber pengetahuan atau penambahan wawasan dari luar sangatlah mudah seiring dengan kemajuan IPTEK yang ada di Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar