Nama
: Heni Yuliana
NIM : 2108140118
Tingkat / Prodi : 2C / Pendidikan Bahasa Indonesia
Mata Kuliah : Kurikulum dan Pembelajaran
Dosen : Dr. D Rukaesih, Dra. M.Pd.
NIM : 2108140118
Tingkat / Prodi : 2C / Pendidikan Bahasa Indonesia
Mata Kuliah : Kurikulum dan Pembelajaran
Dosen : Dr. D Rukaesih, Dra. M.Pd.
1. Kurikulum
pendidikan sering mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
a. Mengapa
demikian jelaskan alasan yang mendasarinya?
Ada beberapa alasan mengapa kurikulum sering mengalami perkembangan sebaik mungkin, diantaranya:
Ada beberapa alasan mengapa kurikulum sering mengalami perkembangan sebaik mungkin, diantaranya:
a) Konsevatif
Kurikulum
Kurikulum
yang tidak sesuai dengan tuntutan sosial, tidak sesuai lagi dengan perkembangan
IPTEK dan juga tidak sesuai dengan dunia kerja, maka sudah jelas kurikulum akan
mengalami problem, yaitu akan terjadi pengangguran pada lulusan sekolah. Dengan
melihat data tersebut kurikulum perlu diubah, dikembangkan dan diperbarui.
(Ali Roh.mad, Kapita Selekta Pendidikan, Jakarta: Pt. Bina Ilmu, 2004. Hlm: 29)
(Ali Roh.mad, Kapita Selekta Pendidikan, Jakarta: Pt. Bina Ilmu, 2004. Hlm: 29)
b) Sentralisasi
dan Desentralisasi Kurikulum
Sentralisasi
merupakan problem kurikulum yang paling utama, yang memunculkan pengembangan
kurikulum tingkat otonomi daerah, sebagaimana yang dikemukakan oleh menteri
pendidikan Fuad Hasan, bahwa tidak mungkin diterapkannya kurikulum yang baku (sentralisasi) di seluruh
Indonesia, karena setiap daerah mempunyai kadar potensi sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang berbeda, diharapkan dengan potensinya masing-masing.
Dimana potensi-potensi tersebut dapat diintegrasikan dalam kurikulum muatan
lokal.
(Ali Roh.mad, Kapita Selekta Pendidikan, Jakarta: Pt. Bina Ilmu, 2004. Hlm: 30)
(Ali Roh.mad, Kapita Selekta Pendidikan, Jakarta: Pt. Bina Ilmu, 2004. Hlm: 30)
c) Adanya
perkembangan dan perubahan bangsa yang satu dengan yang lain. Dengan demikian
perubahan perhatian dan perluasan bentuk pembelajaran harus mendapat perhatian.
(Muh. Zaini, Pengembangan Kurikulum:Konsep Implementasi Evaluasi & Inovasi, Yogyakarta: Teras, 2009. Hlm: 111)
(Muh. Zaini, Pengembangan Kurikulum:Konsep Implementasi Evaluasi & Inovasi, Yogyakarta: Teras, 2009. Hlm: 111)
d) Tingkat
kematangan siswa
Tingkat kematangan siswa juga menjadi alasan pengembangan kurikulum, karena setiap peserta didik mempunyai jenjang pendidikan yang berbeda. Jika kurikulum pendidikan tidak berusaha disesuaikan dengan tingkatan peserta didik maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai. Untuk itu para pakar pengembang kurikulum membuat suatu pemikiran agar anak dapat belajar dengan baik, memperoleh ilmu pengetahuan, merubah sikap, dan memperoleh pengalaman, dengan cara mengembangkan kurikulum yang berdasarkan azas psikologis peserta didik.
(Muh. Zaini, Pengembangan Kurikulum:Konsep Implementasi Evaluasi & Inovasi, Yogyakarta: Teras, 2009. Hlm: 22)
Tingkat kematangan siswa juga menjadi alasan pengembangan kurikulum, karena setiap peserta didik mempunyai jenjang pendidikan yang berbeda. Jika kurikulum pendidikan tidak berusaha disesuaikan dengan tingkatan peserta didik maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai. Untuk itu para pakar pengembang kurikulum membuat suatu pemikiran agar anak dapat belajar dengan baik, memperoleh ilmu pengetahuan, merubah sikap, dan memperoleh pengalaman, dengan cara mengembangkan kurikulum yang berdasarkan azas psikologis peserta didik.
(Muh. Zaini, Pengembangan Kurikulum:Konsep Implementasi Evaluasi & Inovasi, Yogyakarta: Teras, 2009. Hlm: 22)
b. Model
pengembangan kurikulum yang bagaimana yang dianggap relevan dengan kondisi
masyarakat sekarang? Beri alasan yang tepat!
The systematic action-reasearch model
merupakan model kurikulum yang didasari asumsi bahwa perkembangan kurikulum
merupakan perubahan sosial. Hal itu mencakup suatu proses yang melibatkan
kepribadian orang tua, peserta didik, pendidik, struktur sistem sekolah, pola
hubungan pribadi dan kelompok dari sekolah dan masyarakat. Sesuai dengan asumsi
model ini menekankan tiga hal, yaitu hubungan insani, sekolah dan organisasi
masyarakat, serta dari pengetahuan profesional dan dapat mengembangkan hal baik
dalam dunia kerja.
Maka, model pengembangan kurikulum The systematic action-reasearch model saya anggap relevan dengan kondisi masyarakat sekarang karena didalamnya mengasumsikan tiga hal yang dapat mengembangkan kehidupan seseorang untuk menjadi lebih baik mulai dari berhubungan dengan masyarakat, kawan-kawan di sekolah, serta mengembangkan keprofesionalan seseorang dalam dunia kerja.
Maka, model pengembangan kurikulum The systematic action-reasearch model saya anggap relevan dengan kondisi masyarakat sekarang karena didalamnya mengasumsikan tiga hal yang dapat mengembangkan kehidupan seseorang untuk menjadi lebih baik mulai dari berhubungan dengan masyarakat, kawan-kawan di sekolah, serta mengembangkan keprofesionalan seseorang dalam dunia kerja.
(Nono
Mulyono, Kurikulum dan Pembelajaran,
Bandung: Rizqi Press, 2015. Hlm: 36)
c. Jelaskan
perbedaan kurikulum tiga belas dengan kurikulum berbasis kompetensi?
Karakteristik kurikulum 2013 pada
intinya terletak pada sistem yang digunakan yaitu kurikulum yang berbasis
tematik integratif, sehingga ada mata pelajaran tertentu yang awalnya berdiri
sendiri dalam satu bidang studi berubah menjadi terintegrasi dengan mata
pelajaran lain. Mata pelajaran yang terintegrasi dengan mata pelajaran lain di
kurikulum 2013 ini adalah mata pelajaran IPS dan IPA.
Karakteristik lain dari kurikulum 2013 yaitu adanya buku ajar guru dan pegangan bagi siswa. Sehingga guru tidak perlu bingung merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan, karena silabus pembelajaran sudah disiapkan dari pusat, sehingga guru tinggal melaksanakan sesuai petunjuk yang ada.
Penilaian yang digunakan juga tidak hanya berpedoman pada hasil, melainkan pada proses dan output pembelajaran.
Karakteristik lain dari kurikulum 2013 yaitu adanya buku ajar guru dan pegangan bagi siswa. Sehingga guru tidak perlu bingung merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan, karena silabus pembelajaran sudah disiapkan dari pusat, sehingga guru tinggal melaksanakan sesuai petunjuk yang ada.
Penilaian yang digunakan juga tidak hanya berpedoman pada hasil, melainkan pada proses dan output pembelajaran.
Berikut adalah karakteristik kurikulum
2013 menurut Prof. Dr. H. S. Hamid Hasan, M.Pd:
§ Isi
atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti
(KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar
(KD) mata pelajaran.
§ Kompetensi
Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuksuatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
§ Kompetensi
Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema
untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK.
§ Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah
sikap sedangkan pada jenjang pendidikan atas berimbang antara sikap dan
kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
§ Kompetensi
Inti menjadi organisatoris (organizing elements)
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
§ Kompetensi
Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched)antar mata pelajaran dan jenjang
pendidikan diikat oleh kompetensi inti.
§ Proses
pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang
memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana
pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery).
§ Penilaian
hasil belajar mencangkup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan
penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM)
dapat dijadikan tingkat memuaskan.
(http://amillafidyahastuti.blogspot.in/2013/06/kurikulum-2013_17.html).
(http://amillafidyahastuti.blogspot.in/2013/06/kurikulum-2013_17.html).
Sedangkan Depdiknas 2002 mengemukakan
bahwa KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a) Menekankan
pada ketercapaian kompetensi peserta didik baik secara individual maupun
klasikal.
b) Berorientasi
pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
c) Pecapaian
dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
d) Penilaian
menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
perencanaan suatu kompetensi.
d. Beri
contoh minimal tiga peranan guru dalam menegembangkan kurikulum, jelaskan!
Bila dijabarkan, peran guru dalam
pengembangan kurikulum tertera sebagaimana berikut, yakni:
a)
Fungsi guru sebagai pemimpin di kelas,
memiliki peran strategis dalam pengembangan kurikulum dari waktu ke waktu.
artinya bahwa guru sebagai pemimpin di kelas maupun pemimpin kelompok-kelompok
siswa di sekolah, memahami karakter siswa masing-masing dan dapat menyusun
skema perencanaan, mengatur pelaksanaan pembelajaran, menyelenggarakan
pengawasan dan mengadakan evaluasi dini seefektif mungkin sejalan dengan arah
pemberlakuan kurikulum di saat itu. Sehingga kehadiran guru di kelas maupun di
luar kelas dapat membawa sinergi tersendiri bagi keberlangsungan pembelajaran
yang baik seperti yang diharapkan.
b)
Fungsi guru sebagai fasilitator,
mempunyai makna bahwa pengembangan kurikulum hanya dapat terlaksana dengan baik
bila ada sebuah usaha yang baik untuk memfasilitasi jalannya kurikulum dari
pemerintah pusat. tentu usaha itu berkat kegigihan para guru di tempat satuan
kerja masing-masing. Sebagai fasilitator, guru menciptakan lingkungan yang memungkinkan
dengan dapat memberi bekal ilmu pengetahuan kepada para siswa dengan tingkat
pemenuhan kemudahan. Guru dapat menyesuaikan tingkat kesulitan materi dengan
pemenuhan kebutuhan siswa yang ditetapkan dalam kurikulum, namun hal itu tentu
tidak keluar dari garis-garis besar ketentuan dalam GBPP.Sebagai konselor, guru
dapat mengatasi hambatan yang dapat mengganggu kemajuan belajar siswa, baik
yang bersifat pribadi maupun kelompok.
c)
Sebagai evaluator, guru menjadi penilai
dalam ketercapaian terlaksananya proses kurikulum secara
komprehensif/menyeluruh dan berkesinambungan secara terus menerus terhadap
berbagai aspek tingkah laku siswa.
(http://www.blogwahyu.com/p/blog-page_3.html)
(http://www.blogwahyu.com/p/blog-page_3.html)
2. Cermati
teori belajar yang sudah saudara pelajari! Tugas saudara:
a. Tulis
satu teori belajar yang dipahami!
Teori
belajar yang saya pahami yaitu Teori Behaviorisme.
b. Jelaskan
intisari dari teori belajar tersebut!
Behaviorisme merupakan salah aliran
psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan
mengabaikan aspek-aspek mental rohaniah. Dengan kata lain, behaviorisme tidak
mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu
belajar.
Aplikasi teori behavioristik dalam
kegiatan pembelajaran yaitu karena memandang pengetahuan adalah objektif,
pasti, tetap dan tidak berubah pengetahuan disusun dengan rapi sehingga belajar
adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan
(transfer of knowladge) kepada orang yang belajar.
Fungsi pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada melalui proses berfikir yang dapat dianalisis dan dipilih, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berfikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut.
Fungsi pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada melalui proses berfikir yang dapat dianalisis dan dipilih, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berfikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut.
Kekurangan Teori Behaviorisme
1) Pembelajaran
peserta didik hanya berpusat pada pendidik.
2) Peserta
didik hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan pendidik.
3) Peserta
didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
Kelebihan
Teori Behaviorisme
a) Sangat
cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan.
b) Materi
yang diberikan sangat detail.
c) Membangun
konsentrasi pikiran.
(Nono Mulyono, Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Rizqi Press, 2015. Hlm: 92-103)
c. Prinsip-prinsip
atau hukum-hukum apa yang ditekankan dalam melakukan pembelajaran menurut teori
tersebut? Jelaskan!
Hukum-hukum teori belajar yang
dikemukakan oleh Thorndike yang terdapat pada Teori Behaviorisme antara lain
yaitu:
a) Hukum
kesiapan (law of readinss)
Menurut
hukum ini, hubungan antara stimulus dan respons akan mudah terbentuk manakala
ada kesiapan dalam diri individu. Secara lengkap bunyi hukum ini adalah,
pertama, jika pada seseorang ada kesiapan untuk merespons atau bertindak, maka
tindakan atau respons yang dilakukannya akan memberi kepuasan, dan
mengakibatkan orang tersebut untuk tidak melakukan tindakan-tindakan lain.
Kedua,
jika seseorang memiliki kesiapan untuk merespons, kemudian tidak dilakukannya,
maka dapat mengakibatkan ketidakpuasan, dan akibatnya orang itu akan melakukan
tindakan-tindakan lain.
Ketiga,
jika seseorang tidak memiliki kesiapan untuk merespons, maka respons yang
diberikan akan mengakibatkan ketidak puasan.
Implikasi
praktis dari hukum ini adalah, keberhasilan belajar seseorang sangat tergantung
dari ada atau tidak adanya kesiapan.
b) Hukum
latihan (law of exercise)
Hukum
ini menjelaskan kemungkinan kuat dan lemahnya hubungan stimulus dan respons.
Hubungan atau koneksi antara kondisi (yang merupakan perangsang) dengan tindakan
akan menjadi lebih kuat karena latihan (law of use) dan koneksi-koneksi itu
akan menjadi lemah karena latihan tidak dilanjutkan atau dihentikan (law of
disue).
c) Hukum
akibat (law of effect)
Hukum
ini menunjuk kepada kuat atau lemahnya hubungan stimulus dan respons tergantung
kepada akibat yang ditimbulkannya.
Apabila
respons yang diberikan seseorang mendatangkan kesenangan, maka respons tersebut
akan dipertahankan atau diulang, sebaliknya apabila respons yang diberikan
mendatangkan atau diikuti oleh akibat yang tidak mengenakan, maka respons
tersebut akan dihentikan dan tidak akan diulangi lagi.
Implikasi
dari hukum ini adalah, apabila mengharapkan agar seseorang dapat mengulangi
respons yang sama, maka harus diupayakan agar menyenangkan dirinya.
d. Bagaimana
penerapannya dalam pembelajaran pendidikan bahasa Indonesia dengan beri contoh!
Aliran psikologi belajar yang sangat
besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran
hingga kini adalah aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Contoh:
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Contoh:
Hal yang tampak dengan jelas pada
penyelenggaraan pembelajaran dari tingkat Sekolah Dasar pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia yaitu ketika seorang guru membacakan sebuah Cerpen dihadapan
peserta didik saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, lalu sang guru menugaskan
siswanya untuk menceritakan kembali isi Cerpen yang dibacakannya.
Hal itu menunjukkan bahwa bahwa orang belajar sebagai individu yang pasif. Sedangkan sang guru menilai hasil belajarnya hanya dari kemampuan siswanya menceritakan kembali isi cerita yang guru bacakan, karena dalam teori behaviorisme siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan.
Hal itu menunjukkan bahwa bahwa orang belajar sebagai individu yang pasif. Sedangkan sang guru menilai hasil belajarnya hanya dari kemampuan siswanya menceritakan kembali isi cerita yang guru bacakan, karena dalam teori behaviorisme siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan.
e. Metode
apa yang kira-kira bisa dipakai dalam menerapkan teori belajar yang anda pilih
sesuai dengan jawaban no.a?
Metode belajar yang sesuai dengan teori
belajar behaviorisme yaitu Metode Ceramah (Preaching Method) yaitu sebuah
metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan
kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Muhibbin Syah (2000).
(https://trys99.wordpress.com/2014/03/26/macam-macam-metode-pembelajaran/)
Muhibbin Syah (2000).
(https://trys99.wordpress.com/2014/03/26/macam-macam-metode-pembelajaran/)
f. Bagaimana
penilaian saudara tentang teori pembelajaran tersebut (point a)?
Menurut saya teori behaviorisme kurang
tepat untuk diterapkan pada proses KBM, karena:
§ Menurut
teori ini peserta didik akan menjadi tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
§ Teori
ini menganut pembelajaran model kuno karena peserta didik diajarkan untuk
menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
Sehingga peserta didik akan terbiasa menjadi seseorang yang pasif dan malas untuk mengembangkan kemampuannya.
Sehingga peserta didik akan terbiasa menjadi seseorang yang pasif dan malas untuk mengembangkan kemampuannya.
§ Pembelajaran
peserta didik hanya berpusat pada guru, sedangkan pada saat ini mencari sumber
pengetahuan atau penambahan wawasan dari luar sangatlah mudah seiring dengan
kemajuan IPTEK yang ada di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar