Minggu, 06 Desember 2015

Kurikulum dan Pembelajaran

Nama                 : Heni Yuliana
NIM                   : 2108140118
Tingkat / Prodi  : 2C / Pendidikan Bahasa Indonesia
Mata Kuliah       : Kurikulum dan Pembelajaran
Dosen                 : Dr. D Rukaesih, Dra. M.Pd.

1.      Kurikulum pendidikan sering mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
a.       Mengapa demikian jelaskan alasan yang mendasarinya?
Ada beberapa alasan mengapa kurikulum sering mengalami perkembangan sebaik mungkin, diantaranya:
a)      Konsevatif Kurikulum
Kurikulum yang tidak sesuai dengan tuntutan sosial, tidak sesuai lagi dengan perkembangan IPTEK dan juga tidak sesuai dengan dunia kerja, maka sudah jelas kurikulum akan mengalami problem, yaitu akan terjadi pengangguran pada lulusan sekolah. Dengan melihat data tersebut kurikulum perlu diubah, dikembangkan dan diperbarui.
(Ali Roh.mad, Kapita Selekta Pendidikan, Jakarta: Pt. Bina Ilmu, 2004. Hlm: 29)
b)      Sentralisasi dan Desentralisasi Kurikulum
Sentralisasi merupakan problem kurikulum yang paling utama, yang memunculkan pengembangan kurikulum tingkat otonomi daerah, sebagaimana yang dikemukakan oleh menteri pendidikan Fuad Hasan, bahwa tidak mungkin diterapkannya  kurikulum yang baku (sentralisasi) di seluruh Indonesia, karena setiap daerah mempunyai kadar potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berbeda, diharapkan dengan potensinya masing-masing. Dimana potensi-potensi tersebut dapat diintegrasikan dalam kurikulum muatan lokal.
(Ali Roh.mad, Kapita Selekta Pendidikan, Jakarta: Pt. Bina Ilmu, 2004. Hlm: 30)
c)      Adanya perkembangan dan perubahan bangsa yang satu dengan yang lain. Dengan demikian perubahan perhatian dan perluasan bentuk pembelajaran harus mendapat perhatian.
(Muh. Zaini, Pengembangan Kurikulum:Konsep Implementasi Evaluasi & Inovasi, Yogyakarta: Teras, 2009. Hlm: 111)
d)     Tingkat kematangan siswa
Tingkat kematangan siswa juga menjadi alasan pengembangan kurikulum, karena setiap peserta didik mempunyai jenjang pendidikan yang berbeda. Jika kurikulum pendidikan tidak berusaha disesuaikan dengan tingkatan peserta didik maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai. Untuk itu para pakar pengembang kurikulum membuat suatu pemikiran agar anak dapat belajar dengan baik, memperoleh ilmu pengetahuan, merubah sikap, dan memperoleh pengalaman, dengan cara mengembangkan kurikulum yang berdasarkan azas psikologis peserta didik.
(Muh. Zaini, Pengembangan Kurikulum:Konsep Implementasi Evaluasi & Inovasi, Yogyakarta: Teras, 2009. Hlm: 22)

b.      Model pengembangan kurikulum yang bagaimana yang dianggap relevan dengan kondisi masyarakat sekarang? Beri alasan yang tepat!
The systematic action-reasearch model merupakan model kurikulum yang didasari asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan perubahan sosial. Hal itu mencakup suatu proses yang melibatkan kepribadian orang tua, peserta didik, pendidik, struktur sistem sekolah, pola hubungan pribadi dan kelompok dari sekolah dan masyarakat. Sesuai dengan asumsi model ini menekankan tiga hal, yaitu hubungan insani, sekolah dan organisasi masyarakat, serta dari pengetahuan profesional dan dapat mengembangkan hal baik dalam dunia kerja.
Maka, model pengembangan kurikulum The systematic action-reasearch model saya anggap relevan dengan kondisi masyarakat sekarang karena didalamnya mengasumsikan tiga hal yang dapat mengembangkan kehidupan seseorang untuk menjadi lebih baik mulai dari berhubungan dengan masyarakat, kawan-kawan di sekolah, serta mengembangkan keprofesionalan seseorang dalam dunia kerja.
(Nono Mulyono, Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Rizqi Press, 2015. Hlm: 36)


c.       Jelaskan perbedaan kurikulum tiga belas dengan kurikulum berbasis kompetensi?
Karakteristik kurikulum 2013 pada intinya terletak pada sistem yang digunakan yaitu kurikulum yang berbasis tematik integratif, sehingga ada mata pelajaran tertentu yang awalnya berdiri sendiri dalam satu bidang studi berubah menjadi terintegrasi dengan mata pelajaran lain. Mata pelajaran yang terintegrasi dengan mata pelajaran lain di kurikulum 2013 ini adalah mata pelajaran IPS dan IPA.
Karakteristik lain dari kurikulum 2013 yaitu adanya buku ajar guru dan pegangan bagi siswa. Sehingga guru tidak perlu bingung merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan, karena silabus pembelajaran sudah disiapkan dari pusat, sehingga guru tinggal melaksanakan sesuai petunjuk yang ada.
Penilaian yang digunakan juga tidak hanya berpedoman pada hasil, melainkan pada proses dan output pembelajaran.

Berikut adalah karakteristik kurikulum 2013 menurut Prof. Dr. H. S. Hamid Hasan, M.Pd:
§  Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.

§  Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuksuatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

§  Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK.

§  Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan atas berimbang antara sikap dan kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).

§  Kompetensi Inti menjadi organisatoris (organizing elements)
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.

§  Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched)antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan diikat oleh kompetensi inti.

§  Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery).

§  Penilaian hasil belajar mencangkup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM) dapat dijadikan tingkat memuaskan.
(http://amillafidyahastuti.blogspot.in/2013/06/kurikulum-2013_17.html).

Sedangkan Depdiknas 2002 mengemukakan bahwa KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) memiliki karakteristik sebagai berikut:
a)      Menekankan pada ketercapaian kompetensi peserta didik baik secara individual maupun klasikal.
b)      Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
c)      Pecapaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
d)     Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau perencanaan suatu kompetensi.

d.      Beri contoh minimal tiga peranan guru dalam menegembangkan kurikulum, jelaskan!
Bila dijabarkan, peran guru dalam pengembangan kurikulum tertera sebagaimana berikut, yakni:
a)        Fungsi guru sebagai pemimpin di kelas, memiliki peran strategis dalam pengembangan kurikulum dari waktu ke waktu. artinya bahwa guru sebagai pemimpin di kelas maupun pemimpin kelompok-kelompok siswa di sekolah, memahami karakter siswa masing-masing dan dapat menyusun skema perencanaan, mengatur pelaksanaan pembelajaran, menyelenggarakan pengawasan dan mengadakan evaluasi dini seefektif mungkin sejalan dengan arah pemberlakuan kurikulum di saat itu. Sehingga kehadiran guru di kelas maupun di luar kelas dapat membawa sinergi tersendiri bagi keberlangsungan pembelajaran yang baik seperti yang diharapkan.
b)        Fungsi guru sebagai fasilitator, mempunyai makna bahwa pengembangan kurikulum hanya dapat terlaksana dengan baik bila ada sebuah usaha yang baik untuk memfasilitasi jalannya kurikulum dari pemerintah pusat. tentu usaha itu berkat kegigihan para guru di tempat satuan kerja masing-masing. Sebagai fasilitator, guru menciptakan lingkungan yang memungkinkan dengan dapat memberi bekal ilmu pengetahuan kepada para siswa dengan tingkat pemenuhan kemudahan. Guru dapat menyesuaikan tingkat kesulitan materi dengan pemenuhan kebutuhan siswa yang ditetapkan dalam kurikulum, namun hal itu tentu tidak keluar dari garis-garis besar ketentuan dalam GBPP.Sebagai konselor, guru dapat mengatasi hambatan yang dapat mengganggu kemajuan belajar siswa, baik yang bersifat pribadi maupun kelompok.
c)        Sebagai evaluator, guru menjadi penilai dalam ketercapaian terlaksananya proses kurikulum secara komprehensif/menyeluruh dan berkesinambungan secara terus menerus terhadap berbagai aspek tingkah laku siswa.
(http://www.blogwahyu.com/p/blog-page_3.html)

2.      Cermati teori belajar yang sudah saudara pelajari! Tugas saudara:
a.       Tulis satu teori belajar yang dipahami!
Teori belajar yang saya pahami yaitu Teori Behaviorisme.
b.      Jelaskan intisari dari teori belajar tersebut!
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental rohaniah. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran yaitu karena memandang pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap dan tidak berubah pengetahuan disusun dengan rapi sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowladge) kepada orang yang belajar.
Fungsi pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada melalui proses berfikir yang dapat dianalisis dan dipilih, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berfikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut.
Kekurangan Teori Behaviorisme
1)      Pembelajaran peserta didik hanya berpusat pada pendidik.
2)      Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan pendidik.
3)      Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.

Kelebihan Teori Behaviorisme
a)    Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan.
b)   Materi yang diberikan sangat detail.
c)    Membangun konsentrasi pikiran.
(Nono Mulyono, Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Rizqi Press, 2015. Hlm: 92-103)

c.       Prinsip-prinsip atau hukum-hukum apa yang ditekankan dalam melakukan pembelajaran menurut teori tersebut? Jelaskan!
Hukum-hukum teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike yang terdapat pada Teori Behaviorisme antara lain yaitu:
a)   Hukum kesiapan (law of readinss)
Menurut hukum ini, hubungan antara stimulus dan respons akan mudah terbentuk manakala ada kesiapan dalam diri individu. Secara lengkap bunyi hukum ini adalah, pertama, jika pada seseorang ada kesiapan untuk merespons atau bertindak, maka tindakan atau respons yang dilakukannya akan memberi kepuasan, dan mengakibatkan orang tersebut untuk tidak melakukan tindakan-tindakan lain.
Kedua, jika seseorang memiliki kesiapan untuk merespons, kemudian tidak dilakukannya, maka dapat mengakibatkan ketidakpuasan, dan akibatnya orang itu akan melakukan tindakan-tindakan lain.
Ketiga, jika seseorang tidak memiliki kesiapan untuk merespons, maka respons yang diberikan akan mengakibatkan ketidak puasan.
Implikasi praktis dari hukum ini adalah, keberhasilan belajar seseorang sangat tergantung dari ada atau tidak adanya kesiapan.
b)   Hukum latihan (law of exercise)
Hukum ini menjelaskan kemungkinan kuat dan lemahnya hubungan stimulus dan respons. Hubungan atau koneksi antara kondisi (yang merupakan perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan (law of use) dan koneksi-koneksi itu akan menjadi lemah karena latihan tidak dilanjutkan atau dihentikan (law of disue).
c)   Hukum akibat (law of effect)
Hukum ini menunjuk kepada kuat atau lemahnya hubungan stimulus dan respons tergantung kepada akibat yang ditimbulkannya.
Apabila respons yang diberikan seseorang mendatangkan kesenangan, maka respons tersebut akan dipertahankan atau diulang, sebaliknya apabila respons yang diberikan mendatangkan atau diikuti oleh akibat yang tidak mengenakan, maka respons tersebut akan dihentikan dan tidak akan diulangi lagi.
Implikasi dari hukum ini adalah, apabila mengharapkan agar seseorang dapat mengulangi respons yang sama, maka harus diupayakan agar menyenangkan dirinya.

d.      Bagaimana penerapannya dalam pembelajaran pendidikan bahasa Indonesia dengan beri contoh!
Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Contoh:
Hal yang tampak dengan jelas pada penyelenggaraan pembelajaran dari tingkat Sekolah Dasar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yaitu ketika seorang guru membacakan sebuah Cerpen dihadapan peserta didik saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, lalu sang guru menugaskan siswanya untuk menceritakan kembali isi Cerpen yang dibacakannya.
Hal itu menunjukkan bahwa bahwa orang belajar sebagai individu yang pasif. Sedangkan sang guru menilai hasil belajarnya hanya dari kemampuan siswanya menceritakan kembali isi cerita yang guru bacakan, karena dalam teori behaviorisme siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan.

e.       Metode apa yang kira-kira bisa dipakai dalam menerapkan teori belajar yang anda pilih sesuai dengan jawaban no.a?
Metode belajar yang sesuai dengan teori belajar behaviorisme yaitu Metode Ceramah (Preaching Method) yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Muhibbin Syah (2000).
(
https://trys99.wordpress.com/2014/03/26/macam-macam-metode-pembelajaran/)

f.       Bagaimana penilaian saudara tentang teori pembelajaran tersebut (point a)?
Menurut saya teori behaviorisme kurang tepat untuk diterapkan pada proses KBM, karena:
§  Menurut teori ini peserta didik akan menjadi tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
§  Teori ini menganut pembelajaran model kuno karena peserta didik diajarkan untuk menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
Sehingga peserta didik akan terbiasa menjadi seseorang yang pasif dan malas untuk mengembangkan kemampuannya.
§  Pembelajaran peserta didik hanya berpusat pada guru, sedangkan pada saat ini mencari sumber pengetahuan atau penambahan wawasan dari luar sangatlah mudah seiring dengan kemajuan IPTEK yang ada di Indonesia.



Naskah Drama "Penyesalan di Ujung Senja"

Penyesalan di Ujung Senja
Karya : Heni Yuliana

            Terik panas mentari kian menyengat, tepat pukul 12.00 Reza dan Koko yang masih duduk dibangku kelas 9 SMP pulang menuju ke rumah dengan berjalan kaki, meski umur mereka baru 15 tahun tapi hubungan persahabatannya sudahlah sangat erat.
Reza     : Panas amat ya Ko siang ini ?
Koko    : Iya, yuk kita mampir ke warung Bu Nani beli es.
Reza     : Oke, tapi kamu yang bayarin ya? Hahaha!
Koko    : Baik, aku yang bayarin deh.
Duduklah keduanya di bangku panjang yang ada di serambi warung Bu Nani.
Reza       : Bu... Beli esnya dua.
Bu Nani : Iya nak, kalian mau es rasa apa?
Koko      : Jeruk jeruk!
Reza       : kalau aku Teh aja deh.
Bu Nani : Siap!
Koko      : Za, tadi Bu Ismi kasih PR Matematika kan ya?
Reza       : Iya memangnya kenapa Ko? Tumben kamu peduli ke PR? Hehehe
Koko      : Ya peduli lah, begini Za kamu kan jago Matematikanya...
Reza       : Iya terus?
Koko      : Aku pengin belajar bareng sama kamu ntar sore dirumahmu, gimana?
Reza       : Emm... Iya boleh (menjawab sembari menundukkan kepala dan dengan wajah yang nampak murung).
Koko     : Kamu kenapa Za, kok wajahmu murung seperti itu? Kamu nggak suka kalau aku ingin belajar denganmu?
Reza      : Bukan seperti itu Ko, kamu kayak baru kenal aku dan keluargaku saja. Ayah tiriku kan kurang suka kalau aku bawa teman ke rumah.
Koko     : Iya udah... gimana kalau kamu saja yang kerumahku?
Reza    : Baiklah, biar nanti sore aku saja yang ke rumahmu (mereka saling bertatapan tanda setuju lalu meminum segelas air es yang telah dibuatkan Bu Nani).
Koko   : Oh iya biar aku saja yang bayarn esnya yah?
Reza    : Mau nyogok nih ceritanya?
Koko   : Eh kamu ini, jangan suudzon... Aku kan memang sahabat yang baik hehehe
Reza    : Dasar! Hahaha, makasih ya Ko...
Koko   : Iya sama-sama.
Reza    : Yuk kita pulang!
Koko   : Yuk! Bu Nani makasih, kita pulang...
Bu Nani : Iya nak sama-sama, hati-hati dijalan...
Sesampainya di pertigaan jalan mereka akhirnya berpisah untuk menuju rumah mereka masing-masing.
Lalu sampailah Reza dirumahnya yang sederhana dan harus menemui seisi penghuni rumah itu.
Reza        : Assalamualaikum...
Ayah tiri : Walaikumsalam! (dengan suara tegas).
Reza       : Ibu dimana Yah?
Ayah tiri : Ibumu sedang menyiapkan minum untuk Ayah di dapur, memangnya ada apa?
Reza        : Nggak ada apa-apa, aku cuma mau minta izin nanti sore aku mengerjakan tugas sekolah dirumah Koko.
Ayah tiri  : Halah alasan saja kamu ini, kamu cuma mau mainan kan diluar sana?!
Reza        : Sumpah, aku gak bohong Ayah...
Lalu munculah sang Ibu dari pintu dapur yang sederhana itu.
Ibu Reza  : Ada apa ini? Baru pulang sekolah kok sudah ribut-ribut? (sembari meletakkan secangkir kopi dimeja yang tepat berada dihadapan Ayah yang sedang duduk).
Ayah tiri : Itu loh bu anakmu!
Ibu Reza  : Anak kita...
Ayah tiri : Masa, baru saja pulang langsung minta izin mau pergi lagi, dia kan anak laki-laki semestinya dia bantu dulu pekerjaan Ayahnya.
Ibu Reza  : Sudahlah Ayah jangan seperti itu, dia kan masih anak-anak.
Ayah tiri : Kamu itu bu, selalu saja memanjakannya!
Ibu Reza  : Oiya nak memangnya kamu ini meminta izin karena mau kemana?
Reza       : Aku Cuma ingin pergi ke rumah Koko untuk mengerjakan tugas sekolah bu.
Ibu Reza  : Oh... Baiklah Ibu izinkan, tapi lebih baik sekarang kamu ganti pakaian dulu, cuci tangan, cuci kaki, sholat lalu makan siang ya nak...
Reza       : Iya bu terimakasih.
Tepat pukul 15.00 WIB tibalah Reza di rumah Koko, sambil menggendong tas lalu menekan bel pintu rumah Koko yang mewah.
Koko      : Hey Reza, kamu udah sampai rupanya, ayok silahkan masuk.
Reza       : Assalamualaikum (sembari melangkahkan kakinya ke dalam rumah).
Koko       : Walaikumsalam.
Baru beberapa langkah berjalan, ditemuilah Ibunya Koko yang sedang menonton televisi di ruang tengah.
Ibu Koko : Hey nak Reza sudah sampai rupanya.
Reza        : Iya bu (sembari mencium tangan Ibunya Koko).
Ibu Koko : Bagaimana kabar Ibumu nak?
Reza        : Alhamdulillah sehat bu.
Koko       : Sudahlah Ibu, kita mau ngerjain tugas nih.
Ibu Koko : Iya anakku yang pintar (dengan nada bercanda).
Koko        : Ah Ibu bisa saja meledek aku.
Ibu Koko hanya membalas dengan senyum lalu berlalu meninggalkan mereka, namun tak lama kemudian kembali lagi membawakan minuman dan biskuit.
Ibu Koko : Silahkan nak dimakan cemilannya.
Reza         : Terimakasih bu nggak perlu repot-repot.
Ibu Koko : Gak apa-apa nak Reza, cuma cemilan saja kok.
Koko        : Iya Za, silahkan dimakan.
Reza         : Iya Ko terimakasih.
Ibu Koko : Iya sudah kalian fokus belajar ya, Ibu tinggal ke dapur.
Koko       : Iya bu.
Reza        : Ibumu baik sekali ya Ko?
Koko       : Iya Alhamdulillah.
Reza        : Ayahmu dimana, dari tadi aku gak ketemu?
Koko       : Ayahku lagi ada tugas pekerjaan di luar kota.
Reza       : Oh begitu... Kamu gak ikut Ko? Hehehe
Koko      : Enggaklah, kan aku harus sekolah. Lagian nanti kamu gak ada temennya lagi, hehehe
Reza       : Idiihh... kamu ini.
Waktu terus berjalan, hingga akhirnya mereka pun selesai mengerjakan PR.
Reza      : Udah sore nih Ko... Aku harus pulang.
Koko     : Iya sudah kalau begitu.
Reza     : Ibumu dimana, aku mau pamit.
Koko     : Sebentar ya aku panggilin dulu.
Reza      : Iya.
Ibu Koko : Nak Reza udah mau pulang ya?
Reza        : Iya bu, makasih biskuitnya ya bu hehehe
Ibu Koko : Iya sama-sama nak.
Reza        : Iya sudah aku pulang dulu ya Ko, Ibu...
Koko       : Makasih ya Za udah mau belajar bareng, kapan-kapan main kesini lagi loh..
Reza        : InsyaAlloh Ko, Assalamualaikum
Koko & Ibu Koko : Walaikumsalam
Sampailah Reza dirumahnya.
Reza       : Assalamualaikum
Ibu Reza : Walaikumsalam nak, sudah pulang rupanya?
Reza        : Iya bu.
Ibu Reza : Gimana belajarnya tadi disana?
Reza        : Lancar-lancar saja bu, Ibunya Koko juga baik dari dulu bu.
Ibu Reza : Syukurlah kalau begitu.
Reza        : Ayah dimana bu?
Ibu Reza : Ada, dibelakang sedang memilah kayu bakar hasil mencari tadi di hutan.
Reza       : Iya sudah biar nanti aku bantu Ayah.
Ibu Reza : Nggak usah nak, kamu istirahat saja sekarang kasihan kamu pasti capek.
Reza        : Baiklah bu...
Ibu Reza : Oh Iya, Ibu nanti malam mau menginap dirumah nenek, sudah lama Ibu ngga berkunjung kesana.
Reza       : Baiklah bu, hati-hati disana ya...
Ibu Reza : Iya nak kamu tenang saja.
Tepat pukul 19.00 Ayah tiri Reza nampak terduduk dibangku kayu yang cukup tua di depan rumahnya dan sempat berbicara seorang diri.
Ayah tiri : Ah sial! Penghasilanku saat ini benar-benar berkurang! Apa yang harus aku perbuat?! Semua ini karena anal tiriku Reza yang boros meminta ini itu untuk keperluan sekolahnya.
Coba saja kalau gak ada dia pasti aku gak akan sesusah payah kayak sekarang! Aku bisa bersenang-senang diluar sana, berjudi dengan kawan-kawanku.
Lalu munculah Reza dari pintu yang berada di samping bangku panjang yang di duduki Ayah tirinya.
Reza       : Ayah... sudah larut malam, sebaiknya Ayah masuk, diluar sangat dingin.
Ayah tiri : Kamu ini anak kecil tau apa?!
Reza        : (hanya menundukkan kepala).
Ayah tiri : Enak ya kamu ingin apa-apa tinggal minta uangku, sebagai gantinya kamu harus bereskan kayu-kayu bakar di belakang rumah, jangan injakkan kakimu ke dalam rumah jika pekerjaanmu belum selesai!         
Reza       : Tapi Ayah... sekarang sudah larut malam.
Ayah tiri : Jangan membantah!
Reza      : Baiklah Ayah (dengan langkah penuh kepasrahan Reza lalu menuruti perintah Ayah tirinya).
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 22.00, pekerjaan Reza baru saja ia selsaikan dan ia memutuskan untuk masuk ke dalam rumah, sesuai perintah Ayah tirinya.

Dua tahun kemudian, Reza telah nampak dewasa dan kedua orang tuanya pun menjadi semakin tua, namun meski demikian hal itu tidak merubah sifat mereka.
Kala itu ketika malam tiba dengan langkah sempoyongan Ayah tiri Reza pulang ke rumah setelah seharian tanpa kabar.
Ayah tiri : Bu...! Ibu..!! Bukakan pintu, cepat! (teriaknya di depan pintu)
Ibu Reza : Astaghfirulloh Ayah kenapa mabuk lagi? (ucapnya dengan nada sedih).
Ayah tiri : Ah itu bukan urusanmu! Kamu urusi saja anakmu yang manja itu.
Lalu keluarlah Reza dari dalam kamarnya.
Reza       : Ada apa ini bu?
Ibu Reza : (hanya menangis dan memeluk Reza).  
Reza       : Ayah itu tak sepatutnya berbicara seperti itu kepada Ibu.
Ayah tiri : Halah kamu ini anak kecil tau apa!
Ibu Reza : Sudahlah nak... Jangan kamu lawan Ayahmu, nggak baik.
Ayah tiri : Dengarkan perkataan Ibumu Za!
Reza        : Ayah gak sepantasnya berbuat seperti itu terus. Ayah sudah tua semestinya Ayah lekas bertaubat.
Ayah tiri : Kamu ini nyumpahin Ayahmu ini cepat mati untuk menyusul Ayah kandungmu yang dulu sok alim itu?! Hah?! Sungguh anak gak tau diri kamu itu!
Ibu Reza : Astaghfirullohaladzim Ayah cukup! (teriaknya sambil menangis).
Kemudian Ayah tiri Reza berlalu menuju kamar tempat tidurnya dengan sempoyongan tanpa memikirkan anak istrinya.
Reza        : Mungkin sebaiknya kita tinggalkan Ayah bu.
Ibu Reza : Maksudmu bagaimana nak? (dengan wajah keheranan).
Reza        : Iya kita tinggalkan Ayah sendiri saja dirumah.
Ibu Reza : Jangan seperti itu nak, meskipun begitu ia teatap Ayahmu.
Reza       : Tapi aku gak tahan melihat kelakuan Ayah yang seperti itu terus bu. Aku juga gak tega lihat ibu selalu diperlakukan gak baik sama Ayah, dan mungkin dengan seperti itu Ayah bisa menjadi sadar dan taubat.
Ibu Reza : Baiklah nak... Ibu turuti kemauanmu sekarang, kita bicarakan masalah ini lagi besok.
Reza       : Iya bu.
Pagi hari pun tiba, Ibu Reza dan Reza pun sibuk membereskan pakaiannya masing-masing, menyiapkan segala keperluan yang akan di bawa pergi dari rumah.
Reza       : Apakah Ibu sudah siap?
Ibu Reza : Sudah nak, tapi perasaan Ibu sedikit gak tega kepada Ayahmu.
Reza        : Ah sudahlah bu, kita seperti ini kan juga untuk menyadarkan Ayah, kita pergi cuma sementara.
Ibu Reza : Iya sudah...
Baru saja mereka melangkahkan kaki, tiba-tiba terdengar seseorang berteriak minta tolong dari kamar tempat Ayah tirinya beristirahat.
Ayah tiri : Ibu.... Reza...?! Tolong Ayah...
Ibu Reza : Apa yang terjadi dengan Ayah nak?
Reza       : Ayok bu kita lihat Ayah.
Kemudian sampailah mereka di dalam kamar sang Ayah tiri, terlihat ia sedang terkapar lemas sembari memegang dadanya dan tampak menahan rasa sesak.
Ibu Reza : Ayah kenapa? (tanya bercampur tangis).
Ayah tiri : Dadaku sakit sekali (dengan suara terbata-bata).
Reza        : Sebaiknya kita bawa Ayah ke Rumah Sakit sekarang bu.
Ibu Reza  : Iya nak, kamu benar.
Tibalah mereka di sebuah Rumah Sakit, suasana cemas tampak menyelemuti di depan ruang Ayah tirinya yang tengah ditangani oleh dokter.
Cukup lama Ayah tirinya tak sadarkan diri hingga pada sore harilah ia baru tersadar, dan Dokter pun keluar dari ruang perawatan.
Dokter    : Ibu...
Ibu Reza : Iya, bagaimana suami saya dok?
Reza    : Iya dok? (dengan wajah penuh harapan).
Dokter : Maaf bu, kondisi pasien saat ini sudah sangat tidak memungkinkan, akibat terlalu banyak mengkonsumsi minuman keras.
Ibu Reza : Lalu bagaimana?
Dokter     : Sebaiknya kalian temui pasien dikamar saat ini, mungkin untuk yang terakhir kalinya.
Ibu Reza : Ya Alloh... (menangis terisak).
Reza       : Sabar bu... Yang tenang.
Lalu masuklah mereka ke dalam kamar tempat Ayah tirinya dirawat.
Ayah tiri : Reza... Ibu... Maafkanlah aku yang selama ini selalu berbuat kasar kepada kalian. Sekali lagi maafkan Ayah nak, Ayah sungguh menyesal.
Reza       : Aku sudah memaafkan Ayah, aku ikhlas.
Ibu Reza : Iya Ayah, kita sudah memaafkan Ayah (sambil menangis).
Ayah tiri : Ayah sudah tidak kuat.
Ibu Reza : Ya Alloh...
Reza       : Mari aku tuntun Ayah melafalkan syahadat, Asyhadu an-laa ilaaha illalloh
Ayah tiri : Asyhadu an-laa ilaaha illalloh.
Reza       : Wa asyhadu anna Muhammadan rasululloh.
Ayah tiri : Wa asyhadu anna Muhammadan rasululloh (dengan terbata-bata).
Seketika kedua bola mata Ayah tirinya tertutup untuk selama-lamanya, penyesalan pun terkubur bersamanya.







Sinopsis

Penyesalan di Ujung Senja

            Reza adalah seorang anak laki-laki yang terkahir dari keluarga yang sederhana, lain halnya dengan sahabatnya yang bernama Koko yang berasal dari keluarga kaya.
Reza anak semata wayang, saat ini ia tinggal bersama dengan Ibu dan Ayah tirinya. Reza dan Ibunya sama-sama memiliki sifat baik dan lembut, sangat bertolak belakang dengan Ayah tirinya yang mempunyai sifat kasar dan suka melakukan hal-hal buruk.
Hingga pada suatu hari Ayah tirinya tiba pada masa ajalnya, ia meninggal karena terlalu banyak mengkonsumsi miras.
Dan ia baru merasa menyesal lalu sadar ketika nyawanya sudah di ujung tanduk, meski begitu Reza dan Ibunya tetap ikhlas memaafkannya.
















Biodata Penulis
          Heni Yuliana lahir di Cilacap, 3 Juli 1995. Menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN 04 Adimulya, Sekolah Menengah Pertama di selsaikannya di SMP N 1 Wanareja dan lulus tahun 2011, kemudian lanjut ke SMK N 1 Wanareja. Pada tahun 2015 Penulis melanjutkan studi ke Universitas Galuh Ciamis pada Program Studi Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Saat ini Penulis bergiat pada Komunitas Cipta Sastra Indonesia Prodi Diksatrasia, dan Kelompok Musikalisasi Puisi “Melody Pelita”.
Karya Kreatif yang dipublikasikan yaitu Sajak Pelangi yang diterbitkan pada tahun 2015.
Penulis juga pernah menulis Cerpen yaitu : Pagi Tak Kunjung Tiba (2015).
















TOKOH


1.      Reza        : Usia 15 tahun, pelajar SMP; Baik dan sopan.
2.      Ibu Reza  : Usia 43 tahun, Ibu rumah tangga; Baik dan penyayang.
3.      Ayah tiri  : Usia 50 tahun, penjual kayu bakar; Jahat, kasar dan pelit.
4.      Koko        : Usia 15 tahun, pelajar SMP; Baik.
5.      Ibu Koko  : Usia 44 tahun, Ibu rumah tangga; Baik.